hellow semua yang baik hati….udah panjang nie miss cihuyy cwentill g’ artikel diwww.yaspia.org pazty udah padha nunggu postingan dri aqhu yahhc hehe.. kali nie misscihuyy mo bagi-bagi inphormasie dikit nie, byar pland-pland semua g’ kudet gethoo dehc, dh dulux yaw basa-basee nya yg Jelaz posting berikut ini wajibB dibaca N dipahami ampek finish yaw.. moga bermanfaat
MENGAWALI BELAJAR, UKURAN, DAN URUTAN-URUTANNYA (1)
Guru besar kami, Syaikhul Islm Burhanudin menetapkan dan membiasakan mengawali belajar pada hari Rabu. Sebagaimana petunjuk dalil berasal darinya yang menceritakan mengenai sabda Rasulullah SAW yang artinya:
Rasulullah bersabda: “bukan ada suatu apapun yang didului pada hari Rabu kecuali untuk mencapai kesempurnaan”
Hal tersebut juga dilkukan oleh imam Abu Hanifah yang selalu memulai sesuatu pekerjaan pada hari Rabu, sebagaimana yang diriwayatkan oleh ustadz beliau yang bernama Syeh Ahmad bin Abdur Rasyid.
Kami juga mendengan dari ulama yang kami percaya bahwasanya Syeh Abu Yusuf Al Hamdani itu selalu membiasakan setiap amal dari beberapa amal kebaikan pada hari Rabu. Hal itu dilakukan beliau karena hari Rabu merupakan hari diciptakannya cahaya dengan maksud semoga hari rabu itu adalah hari tambahnya cahaya ilmu (hari berkah). Syeh abu yusuf al hambali juga menanbahkan bahwa hari Rabu itu bisa memberkahi orang mu’min dan hari naas untuk orang kafir.
Sedangkan ukuran bagi orang yang mengawali belajar, diceritakan oleh imam Abu Hanifah dan Syeh Umar bin Abu Bakar Az Zanji bahwasanya beliau berkata, “kadar ukuran belajar adalah semampunya, yakni yang mungkin bisa dihafal dan dikaji dengan mengulang 2 kali, menambah satu kalimat walaupun membutuhkan waktu yang lama untuk menghafal dan mengkajinya, pelan-pelan dan punya harapan serta tekad bahwa dia mampu menghafal dan mengkajinya.
Ulama berkata: “belajar satu huruf mengulang 1000 kali”
Hal tersebut dilakukan karena lebih dekat dan lebih cepat untuk memahaminya.
AS-syeh imam Syarifuddin Al’uqaili berkata: “menurutku yang benar adalah apa yang sudah dilakukan olej guru-guru kmi, karena mereka memilihkn kitab-kitab kecil bagi orang yang setelah itu pertama kali belajar ilmu. Hal itu dimaksudkan agar cepat paham, menjauhkan dari sifat bosan dan lebih banyak terjadi di khalayak masyarakat.
Semajunya, mencatat apa yang sudah dipelajari dan tidak mencatat apapun yang yang belum ia pahami. Karena itu menyebabkan buntunya akal, menghilangkan kecerdasan dan menyia-nyiakan waktu.
Hati-hati dalam memahami apa yang sudah disampaikan ustadz. Memperbanyak mengulang-ulang, karena sedikit mareti pelajaran maka akan lebih cept paham dan berhasil.
Pendapat Ulama:
“hafal 2 huruf lebih baik daripada mendengar 2 bawaan dan paham 2 huruf lebih baik daripada hafal 2 bawaan.”
Ketika ia meremehkan pemahaman dan tidak sungguh-sungguh memahaminya maka ia tidak akan mampu memahami kalam yang sebenarnya mudah baginya. Sebaliknya orang yang menuntut ilmu bersungguh-sungguh, berdo’a kepada Allah SWT, dan merendahkan diri kepada Allah SWT karena hanya Allah-lah zat yang mengabulkan do’anya dan tidak meremehkan orang-orang yang berharap kepada-Nya atas rahmat dan ampunan-Nya.
Syeh Imam Qawamudin Hamad bin Ibrahim bin Ismail As Shfari membacakan syairnya kepada Syekh Khalil bin Ahmad As Sajrazi yang artinya:
“layanilah ilmu dengan layanan yang beguna
Kekalkan ilmu dengan perbuatan yang terpuji
Dan ketika engkau menghafalnya maka ulangilah
Kemudian kuatkan dengan kekuatan penuh menjaganya
Kemudian catatlah ilmu agar kau mudah mengulangnya
Dan pelajarilah untuk selamanya”
Nahh gimana… tertarik belajar dengan tekhnik seperthi ithu, pazty tertarik donk, kalau pland-pland mau pland paztiyyy bisa dan berhasil seperty ulama-ulama diatas. Tunggu posting-posting yang lainnya yahh.
Sumber :Zaenuri Siroj dan Nur Hadi. 2009. Ta’lim Al Muta’alim (terjemahan). Jakarta: CV. Megah Jaya