Welcome to our blog, hope always give you many benefit in your life** tugas kita adalah untuk berbagi dan belajar


MULTIPLE INTELIGENSI
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi tugas
Mata kuliah: Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Nikmah Rahmawati M. Pd





  






Disusun Oleh:           
Ranum Saputri                        (133711018)
Muhammad Ayub                   (133711019)
Luthfiyatu Dzikriyah              (133711020)
Aliefa Sana                             (133711021)
TADRIS KIMIA (TK-1A)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2O13



 
BAB I


PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Proses pembelajaran adalah bagian dari proses pendidikan yang didalamnya terdapat pendekatan belajar yang dilakukan oleh pendidik terhadap anak didiknya. Pendekatan belajar dalam pembelajaran atau approach to learning dan strategi atau kiat melaksanakan pendekatan serta metode belajar termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Sering terjadi seorang anak didik yang memiliki kemampuan inteligensi ranah cipta atau kognitif yang lebih tinggi daripada teman-temannya, ternyata hanya mampu mencapai hasil yang sama dengan yang dicapai teman-temannya. Bahkan, bukan hal yang mustahil jika suatu saat siswa cerdas tersebut mengalami kemerosotan prestasi sampai ke titik yang lebih rendah daripada prestasi temannya yang berkapasitas rata-rata.
Sebaliknya, seorang siswa yang sebenarnya hanya memiliki kemampuan inteligensi maupun ranah cipta rata-rata atau sedang, dapat mencapai puncak prestasi (sampai batas optimal kemampuannya) yang memuaskan, lantaran menggunakan pendekatan belajar yang efisien dan efektif. Konsekuensi positifnya ialah harga diri atau self esteem siswa tersebut melonjak hingga setara dengan teman-temannya, yang beberapa orang diantaranya mungkin berkapasitas kognitif lebih tinggi. Bahkan jika, seorang anak didik yang memiliki multiple intelligences akan mempermudah seorang anak didik untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian multiple intelegensi ?
2.      Apa sajakah yang termasuk macam-macam dan ciri-ciri multiple intelligence?
3.      Faktor apa sajakah yang mempengaruhi intelegensi ?
4.      Bagaimanakah pengaruh intelegensi terhadap keberhasilan peserta didik?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Multiple Intelligence
Inteligensi adalah kemampuan atau berbagai kemampuan untuk mendapatkan dan menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah dan beradaptasi dengan dunia.[1] Claparde dan Stern mengatakan bahwa “inteligensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru”[2].  Istilah inteligensi telah banyak digun akan, terutama didalam bidang psikologi dan pendidikan, namun secara definitif istilah itu tidak mudah dirumuskan. Banyak rumusan tentang inteligensi, seperti yang dikemukakan oleh Singgih Gunarsa dalam bukunya Psikologi Remaja (1991), ia mengajukan beberapa rumus inteligensi sebagai berikut:
1.      Inteligensi merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu tersebut dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul.
2.      Inteligensi adalah suatu bentuk tingkah laku tertentu yang tampil dalam kelancaran tingkah laku.
3.      Inteligensi meliputi pengalaman-pengalaman dan kemampuan bertambahnya pengertian dan tingkah laku dengan pola-pola baru dan mempergunakannya secara efektif.[3]
Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikologi untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi memamg harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hamper seluruh aktivitas manusia.
Tingkat kecerdasan atau inteligensi siswa tidak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih skses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi seorang siswa aka semakin kecil peluangnya untuk mencapai sukses. [4]
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang tidak akan semuanya sama dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki orang lain, karena kemampuan banyak jenisnya (beranekaragam), dan keanekaragaman dari kemampuan-kemampuan itu disebut dengan kecerdasan majemuk (multiple intelegensi).
B.     Macam-Macam dan Ciri-Ciri Multiple Inteligensi
Kecerdasan majemuk yang merupakan keanekaragaman kemampuan adalah modalitas untuk melejitkan kemampuan setiap siswa dan menjadikan mereka sebagai sang juara, karena pada dasarnya setiap anak cerdas. Menurut Gardner kecerdasan atau intelegensi paling tidak ada 8 inteligensia yang terpisah yaitu:
a.       Intelegensi logis-matematis ( Logical matematich)
Adalah kemampuan dalam menghitung, mengukur dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis serta menyelesaikan operasi-operasi matematika[5] cirinya antara lain: menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala, suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan turun, ahli dalam permainan catur, halma dsb, mampu menjelaskan masalah secara logis, suka merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu, menghabiskan waktu dengan permainan logika seperti teka-teki, berprestasi dalam Matematika dan IPA.
b.       Kecerdasan linguistic ( Linguistik intelligence )
Adalah kemampuan untuk berfikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekpresikan dan menghargai makna yang komplek, yang meliputi kemampuan membaca, mendengar, menulis, dan berbicara. umumnya memiliki ciri antara lain suka menulis kreatif, suka mengarang kisah khayal atau menceritakan lelucon, sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, membaca di waktu senggang, mengeja kata dengan tepat dan mudah, suka mengisi teka-teki silang, menikmati dengan cara mendengarkan, unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis dan berkomunikasi).
c.       Intelegensi Musik ( Musical intelegence )
Intelegensi musik adalah kecerdasan seseorang yang berhubungan dengan sensitivitas pada pola titik nada, melodi, ritme, dan nada. Musik adalah bahasa pendengaran yang menggunakan tiga komponen dasar yaitu intonasi suara, irama dan warna nada yang memakai system symbol yang unik. memiliki ciri antara lain : suka memainkan alat musik di rumah atau di sekolah, mudah mengingat melodi suatu lagu, lebih bisa belajar dengan iringan musik, bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain, mudah mengikuti irama musik, mempunyai suara bagus untuk bernyanyi, berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik.
d.      Intelegensi Visual-Spasial
Intelegensi visual-spasial merupakan kemampuan yang memungkin-kan memvisualisasikan infoomasi dan mensintesis data-data dan konsep-konsep ke dalam metavor visual. dicirikan antara lain: memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu, mudah membaca peta atau diagram, menggambar sosok orang atau benda persis aslinya, senang melihat film, slide, foto, atau karya seni lainnya, sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki atau sejenisnya, suka melamun dan berfantasi, mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah, lebih memahamai informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian, menonjol dalam mata pelajaran seni.
e.       Intelegensi kinestetik.
Kinestetik adalah belajar melalui tindakan dan pengalaman melalui panca indera. Intelegensi kinestetik adalah kemampuan untuk menyatukan tubuh atau pikiran untuk menyempurnakan pementasan fisik. Dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati pada actor,atlet atau penari, penemu, tukang emas, mekanik.[6] memiliki ciri: banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan sesuatu, aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking atau skateboard, perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya, menikmati kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiatan fisik lainnya, memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti mengukir, menjahit, memahat, pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau prilaku orang lain.
f.       Intelegensi Interpersonal
Intelegensi interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi dengan orang lain dilihat dari perbedaan, temperamen, motivasi, dan kemampuan. memiliki ciri antara lain: mempunyai banyak teman, suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya, banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah, berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik antar temannya.
g.      Intelegensi Intrapersonal
Adalah kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri dari keinginan, tujuan dan system emosional yang muncul secara nyata pada pekerjaannya. memiliki ciri antara lain: memperlihatkan sikap independen dan kemauan kuat, bekerja atau belajar dengan baik seorang diri, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, banyak belajar dari kesalahan masa lalu, berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan.
h.      Intelegensi Naturalis.
Adalah kemampuan untuk mengenal flora dan fauna melakukan pemilahan-pemilahan utuh dalam dunia kealaman dan menggunakan kemampuan ini secara produktif misalnya untuk berburu, bertani, atau melakukan penelitian biologi. memiliki ciri antara lain: suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan, sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka, suka berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara binatang, menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam.
Kemampuan-kemampuan yang termasuk dalam delapan aspek kecerdasan majemuk (multiple intelegensi) yang dimiliki masing-masing orang tersebut diatas merupakan potensi intelektual seseorang untuk dapat mengikuti proses pembelajaran. Menurut Depdiknas (2004) pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru pada saat seseorang berintegrasi dengan informasi dan lingkungan.
C.    Faktor-Faktor Intelligece
Faktor yanng dapat mempengaruhi intelligence sehingga terdapat perbedaan intelligence seseorang dengan yang lain, ialah:
1.      Pembawaan
Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan kita yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal. Petama-tama ditentukan oleh pembawaan kita, orang tua itu ada yang pintar dan ada yang tidak. Meskipun menerima latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.
2.      Kematangan
Tiap ogan dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik atau psikis) dapat dikatakan telah matang, jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Anak-anak  tak dapat memecahkan soal-soal tertentu karena soal-soal itu masih terlampau sukar baginya. Organ-organ tubuhnya dan fungsi-fungsi jiwanya masih belum matang untuk melakukan mengenai soal itu. Kematangan hubungan arah dengan umur.
3.      Pembentukan
Pembantukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempangaruhi perkembangan intelligence. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan disekolah-sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
4.      Minat dan pembawaan khas
Minat mengarahkan perbuatan pada suatu tujuan dan merupakan dorongan baik perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motives). Dari manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama-kelamaan timbulah minat terhadap sesuatu. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
5.      Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode. Metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan-kebebasan memilih metode, juga bebas memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak selamanya menjadi syarat dalam perbuatan intelligence[7]
D.    Pengaruh Intelegensi Terhadap Keberhasilan Peserta Didik.
Intelegensi seseorang diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar yang dicapainya. Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar biasanya berkolerasi searah dengan tingkat intelegensi. Artinya, semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka semakin tinggi prestasi belajar yang dicapainya. Bahkan menurut sebagian besar ahli, intelegensi merupakan modal utama dalam belajar dan mencapai hasil yang optimal. Anak yang memiliki skor IQ dibawah 70 tidak mungkin dapat belajar dan mencapai hasil belajar seperti anak-anak dengan skor IQ normal, apalagi dengan anak-anak jenius.
Kenyataan menunjukkan bahwa setiap anak memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut tampak memberikan warna di dalam kelas. Selama menerima pelajaran yang diberikan guru, disampaikan oleh guru dan ada pula anak yang  lamban. Perbedaan individu dalam intelegensi ini perlu diketahui dan dipahami oleh guru, terutama dalam hubungannya dengan pengelompokkan siswa. Selain itu, guru harus menyesuaikan tujuan pembelajarannya dengan kapasitas intelegensi siswa. Perbedaan intelegensi yang dimiliki oleh siswa bukan berarti membuat guru harus memandang rendah pada siswa yang kurang, tetapi guru harus mengupayakan agar pembelajaran yang diberikan dapat membantu semua siswa, tentu saja dengan perlakuan metode yang beragam.
Selain itu, perbedaan tersebut juga tampak dari hasil belajar yang dicapai. Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa bergantung pada tinggi rendahnya intelegensi yang dimiliki. Meski demikian, intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Seperti telah dikemukakan bahwa banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhinya. Yang terpenting dalam hal ini adalah guru harus bijaksana dalam menyingkapi perbedaan tersebut.





BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Kecerdasan adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang tidak akan semuanya sama dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki orang lain, karena kemampuan banyak jenisnya (beranekaragam), dan keanekaragaman dari kemampuan-kemampuan itu disebut dengan kecerdasan majemuk (multiple intelegensi).
2.      Menurut Gardner kecerdasan atau intelegensi paling tidak ada 8 inteligensia, yaitu : Intelegensi logis-matematis (Logical matematich), Kecerdasan linguistic (Linguistik intelligence), Intelegensi Musik (Musical intelegence), Intelegensi Visual-Spasial, Intelegensi kinestetik. Intelegensi Interpersonal, Intelegensi Intrapersonal, Intelegensi Naturalis.
3.      Faktor-faktor intelligece diantaranya pembawaan, kematangan, pembentukan, minat dan pembawaan khas dan kebebasan.
  1. Pengaruh intelegensi terhadap keberhasilan peserta didik adalah semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka semakin tinggi prestasi belajar yang dicapainya.
B.     SARAN
Dari pemaparan makalah ini pemakalh dapat menyarankan kepadda setiap calon guru dan guru professional agar sepantasnya menyadari bahwa keluarbiasaan inteligensi siswa, baik yang positif seperti superior maupun yang negative seperti borderline yang lazimnya menimbulkan kesulitan belajar siswa yang bersangkutan. Maka dari itu seorang pendidik hendaknya bijak dalam mengenali setiap inteligensi yang dimilik peserta didiknya.



DAFTAR PUSTAKA

Irwanto, dkk. 1991. Psikologi umum. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Rahman, Saleh Abdul. 2009. Psikologi. Jakarta: Kencana.
Sunarto dan agung hartono. 2008.  Perkembangan Peserta  didik, Jakarta: Rineka Cipta
Syah, Muhbbin. 2010. Psikologi pendidikan. Bandung: Rosda
Woolfolk, Anita. 2009.  Educational Psychology. Yogjakarta: Pustaka Pelajar




[1] Anita woolfolk, Educational Psychology, Pustaka Pelajar: Yogjakarta, 2009.
  Halaman 168.
[2] Irwanto, dkk, Psikologi umum, PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 1991,
   Halaman  166.
[3] Sunarto dan agung hartono, Perkembangan Peserta  didik, Rineka Cipta:
Jakarta, 2008, Halaman 99-100.
[4] Muhbbin Syah, Psikologi pendidikan, Rosda: Bandung, 2010, halaman 131.
[5] Anita woolfolk, Educational Psychology, Pustaka Pelajar: Yogjakarta, 2009.
  Halaman 171

[6] Anita woolfolk, Educational Psychology, Pustaka Pelajar: Yogjakarta, 2009.
  Halaman 171

[7] Abdul Rahman Saleh, Psikologi, Kencana, Jakarta, 2009. Halaman 260-262.

Diposting oleh Ranum on Rabu, 09 April 2014
categories: edit post

0 komentar

Posting Komentar

Entri Populer

Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Blog templatesFree Web Templates